Selasa, 30 Juli 2013

Sepeda

Sepeda adalah kendaraan beroda dua (atau tiga), mempunyai pusat kemudi yang disebut setang, tempat duduk yang disebut sadel, dan sepasang pengayuh yang digerakkan kaki. Berbeda dengan rekan sekerja, setiap hari saya berangkat bekerja naik sepeda (bike to work). Begitupun kalau ada keperluan ke tempat - tempat yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kost, sepeda jadi alat transportasi andalan saya.

Bersepeda bermanfaat untuk kesehatan; menjaga badan selalu bugar, melatih nafas, mengurangi resiko diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Disamping itu bersepeda juga bisa mengurangi stress, depresi, meningkatkan mood dan memotivasi diri. Di sisi lain, bersepeda membantu mengurangi tingkat polusi di lingkungan sekitar.

Sejak pertama kali masuk kerja saya sudah berencana membeli sepeda meskipun belum tahu untuk keperluan apa dan kapan akan menggunakannya. Akhirnya,  dengan merogoh kocek pribadi, sepeda mini warma biru jadi tunggangan pertama saya. Tujuannya simpel, "SEHAT" saja. Dikarenakan belum mengerti harga pasar dan model sepeda yang sedang in, saya pilih yang serupa sepeda saya waktu SD, hanya beda warna. Jarak kantor pertama dengan kost sangat dekat, sehingga sepeda tersebut hanya saya gunakan sekedar untuk membeli makan, sowan ke tempat bu dhe yang hanya beberapa kilometer dari pasar Karangayu, mengikuti acara sepeda santai, dan mampir ke kost teman - teman waktu kuliah.

Sangat berbeda dengan waktu kantor pindah ke kawasan Simpang Lima, bagi saya tiada hari tanpa sepeda entah ke kantor, ke pasar, ke toko buku, ke bank, atau sekedar keliling mencari penjual makanan. Sampai - sampai security dan penjaga parkir Bank Permata di Jl. Pandanaran lebih hafal dengan sepeda daripada yang menaikinya :) "Lho, sepedanya mana mbak?", sapa penjaga parkir kantor jika melihat saya berangkat naik angkot. Wis nglothok ceritane, hehehe.

Ketika kantor saya pindah lagi untuk ketiga kalinya, sepeda tetap ikut serta :) Setahu saya, di kantor baru kendaraan penyewa diperbolehkan masuk kapan saja dan parkir di ruangan parkir dalam. Tapi Minggu pagi itu berbeda, saya dilarang masuk karena bersepeda. Sudah saya jelaskan bahwa saya penyewa ruangan di office space, tapi sang penjaga parkir tidak percaya, malah mengira saya mau mencuri sandal :D Dia menyuruh saya menitipkan sepedanya di parkiran luar saja plus membayar jasa parkir (tepok jidat). "Yo wis lah, jenenge rung kenal", gerutu saya sambil jalan kaki menuju kantor. Dan memang benar, keesokan harinya saya berangkat mengenakan seragam dan ID card, tidak ada yang melarang masuk dan memarkirkan sepeda di parkiran dalam. Tak salah kan, jika ada pepatah bilang tak kenal maka tak sayang?  :)

Apakah cukup sampai disitu? Ternyata tidak. Seorang security menyarankan supaya sepeda dibawa ke dalam kantor saja demi keamanan. Saya pikir benar juga, pasti kerja jadi lebih nyaman tidak perlu keluar masuk kantor hanya untuk menengok sepeda. Tapi, apakah ukurannya yang tidak bisa dibilang kecil takkan mengganggu kenyamanan?

Kala senggang saya browsing ke dunia sepeda dan sepasang mata ini tak henti  - hentinya melirik jenis folding bike alias sepeda lipat. Setelah mantap saya  rogoh uang THR, berangkat ke toko sepeda sore itu juga. Alhamdulillah sesuai keinginan, saya berhasil membawa  folding bike dengan roda berdiameter 20 inch berbahan besi, model fashion warna putih yang kemudian saya namakan Seli, kependekan dari SEpeda LIpat. Sepeda lama warna biru saya titipkan ke kost teman di dekat kampus untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin sesuai keperluan mereka. Dan Seli naik jabatan jadi pendamping saya, hingga saat ini. Lantas, dimana parkirnya? Tentu saja, di sebelah meja kerja saya, serius :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar